Selasa, 18 Desember 2012

penantian

Ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang alloh semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk mengklaim wewenang tersebut. Tapi watak manusia terkadang lupa dengan janji alloh, apalagi bila lingkungan sekitarnya terus memburunya untuk menikah, sementara jodoh yang di nantikan tak kunjung tiba. Dalam keadaan demikian kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya
Keresahan mulai melanda tatkaka usia sudah merangkak naik. Tanpa disadari ada perilaku yg mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang di anggap teladan buat lingkungannya, ada yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dahulu membahagiakan orang tua, padahal itu cuma pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh
Tentang penantian al quran dengan apik mengisahkan ketidak berdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian "DAN JANGANLAH KAMU SEPERTI SEORANG PEREMPUAN YANG MENGURAIKAN BENANGNYA YANG SUDAH DIPINTAL DENGAN KUAT MENJADI CERAI- BERAI KEMBALI" (QS anahl:92).
Pernikahan itu bukan fardhu tidak ada dosa atas seorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunah rosul ini. Jadi sekarang atau nanti kita menikah bukanlah problem utama yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa penantian dengan hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pranikah
Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seorang tenang dalam melangkah kalaupun tak berjodoh di dunia bukankah alloh akan menggantikannya di akherat sesuai dengan tingkatan amalnya.
Kebersihan hati juga sangat menentukan sikap Qona'ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian alloh sehingga ia menerima jika sekirannya alloh memberi jodoh tidak sesuai harapan, agar tidak kaget dengan standar kebahagiaan yang di luar bayangannya.
Selain itu bersabar dan berdoa nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral agar dengan kesabaran, ada pintu yang terbuka yang barang kali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan doa ada jalinan mesra dengan sang khaliq, mungkin tidak saat itu juga doa kita akan segera di kabulkan, tetapi bukankah doa adalah ibadah? Jadi semakin banyak doa terucap semakin banyak pula ibadah yang dilakukan
Menikah adalah ibadah tapi ia bukanlah satu-satunya ibadah, masih banyak altermatif ibadah yang lain. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung datang, masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita
"APAKAH KAMU MENGIRA BAHWA KAMU AKAN MASUK SURGA PADAHAL BELUM NYATA BAGI ALLOH ORANG-ORANG YANG BERJIHAD DI ANTARAMU DAN BELUM NYATA ORANG-ORANG YANG SABAR" (QS 3:142).

rentang waktu

rentang waktu..
terkadang membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa
rentang waktu..
terkadang membuat kita lupa bahwa kita telah melanggar titah yang kuasa
rentang waktu..
terkadang membuat kita sadar bahwa kita hanya manusia yang tak punya apa-apa,selain jasad yang tak berguna
rentang waktu..
terkadang membuat kita sadar bahwa tuhan tak melihat harta dan rupa melainkan hati yang ada di dalam dada dan amal jasad yang lata
walau einstein berkata bahwa 'rentang waktu itu berbeda tergantung dalam keadaan apa kita berada' namun tuhan telah berkata 'hanya akulah yang tahu umur manusia'
sekular barat berkata 'waktu adalah uang di dalam kantung' namun hasan al bana berkata 'waktu adalah pedang, potong atau terpotong'
waktu..
alam terus menari dalam simfoninya
waktu..
umur manusia di dikte olehnya
waktu..
setiap detaknya memakukan kita di persimpangan jalan-jalan tuhan atau jalan-jalan setan
waktu..
semoga tak melalaikan kita tuk terus berjalan di jalan tuhan.

persimpangan

Di saat kita nikmati
kebersamaan
Banyak hal terlewatkan
begitu saja,
Keceriaan, gelak-tawa,
serta canda ria
Semuanya mengalir begitu
saja

Waktu yang tersedia
seolah tak mampu untuk
menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau
berhenti

Kenangan-kenangan itu
tak terasa
Pergi meninggalkan
semua

kegembiraan
Keceriaan, gelak tawa
serta canda ria
Satu persatu kenangan itu
hilang sekejap mata

Ada sederet senyum saat
terlintas
Memory yang dulu kala

Kenapa kegembiraan itu
harus pergi?
Tidak searah dengan
langkah kaki?
Kapan ini semua bisa
terulang kembali?
Akankah kita tidak akan
pernah bertemu lagi?

Sahabat…
Semua yang pernah kita
jalani
Haridemi hari waktu demi
waktu
Tatkala kita lalui
semuanya
bersama
Banyak hal yang pernah
terjadi

Karena itulah liturgi hidup
yang kita miliki
Kadang benci, kesal dan
kecewa juga senang
Hormat dan sayang

Sungguh luar biasa
Apa yang telah kita lalui
bersama

Inikah pemberian tak
ternilai dari Sang Kuasa
Yang sering kali tak
pernah kita syukuri adanya..?

anak kecil beajar hidup

Jauh tertinggal ,tenggelam
dan terhampar disana
Raut wajah mungil,
kosong dan hampa
Menanti induk di ujung
jalan setiap malam
Tak kunjung tiba hati
merana
Terpejam mata terhanyut
lara
Tenggelam dalam mimpi
sesaat
Terjaga raga tak berujud
Hanya senyum tipis
penghantar hidup
Tapi dengan setitik
harapan
Menantang buana
kemudian
Mentari terbit di ufuk
timur
Sembari tersentak jiwa
terpanggil
Terayun langkah untuk
sejengkal perut
Untuk pelanjut hidup
Tak pernah teriris hati
terpaut
Seorang bocah tiada
berinduk
Tetap tegar menantang
dunia
Kokoh tiada bergeming
Tak pernah terhiraukan
onak yang menusuk
Tak tergubriskan kaki
yang tersandung
Tak terhapuskan linang
airmata rindu
Kesepian melanda jiwa
nestapa
Tapi tetap, tersenyum
walau dikulum
Telah terlatih jiwa
kesabaran
Menanggung nasib badan
seorang
Tak terbiasa tangan
terbuka memelas
Usaha terus berkelanjutan
Saat senja telah tiba
Kesepian meradang dalam
Hanyut terbawa di sela
impi nan hampa
Walau harap tak pernah
tergenggam
Walau semu datang
menjelma
Itu adalah sebuah
penantian
Tetaplah hadir walau
hanya impian