Sabtu, 13 April 2013

CARA MENYIMPAN ASI

Hidup wanita seakan menjadi sempurna ketika ia hamil, dan setelah perjalanan panjang selama 9 bulan kehamilan, bayi mungil kemudian lahir dan mewarnai hari-harinya. Hal itu akan semakin sempurna ketika seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya.
Nah, permasalahan mungkin muncul bagi para new moms yang juga bekerja. Aku ingin memberikan ASI eksklusif untuk bayiku, tapi di sisi lain aku juga harus bekerja di kantor”. Banyak penelitian membuktikan bahwa ASI adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Belakangan moms juga cenderung memilih untuk memberi ASI secara penuh kepada bayi tanpa tambahan susu formula.
Moms yang bekerja di kantor, dapat memompa ASI-nya dan menyimpannya, untuk kemudian diberikan pada bayinya. Nah, hari ini akan berbagi tips bagi para moms tentang bagaimana menyimpan ASI yang baik.
  • Selalu siapkan pompa ASI, dan juga beberapa botol plastik untuk menyimpan ASI. Bersihkan botol tersebut dengan sabun dan bilaslah dengan air hingga bersih. Jika ibu tidak yakin dengan kebersihan sumber air, botol tersebut (setelah dicuci) boleh direndam dalam air panas.
  • Jika moms memompa ASI di kantor atau di tempat kerja, jangan lupa untuk memberikan label pada botol-botol tersebut, berisikan nama bayi/orang tua, dan yang penting tanggal dan jam.
  • Untuk meminimalisasi sisa ASI (supaya tidak terbuang), simpanlah ASI pada botol bervolume sekitar 60-100ml, jadi bisa digunakan untuk sekali feeding time. Dan pada waktu mengisinya, jangan diisi sampai batas penuh, karena pada suhu dingin (beku) ASI akan mengembang.
  • ASI yang disimpan pada suhu ruangan dapat bertahan selama 6-8 jam, lebih dari itu sebaiknya dibuang. Atau jika baru akan digunakan nanti, sebaiknya disimpan di lemari pendingin (kulkas).
  • ASI yang disimpan dalam tas pendingin (cooler bag) dengan ice packs didalamnya, dapat bertahan hingga 1 hari. Ini bisa menjadi alternatif solusi untuk moms yang kantornya tidak menyediakan kulkas yang memadai.
  • ASI yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan hingga 7-8 hari. Sedangkan ASI yang disimpan dalam freezer, bisa bertahan hingga 2 minggu-6 bulan (tergantung suhu freezer).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyimpanan ASI jangka panjang tidak terlalu dianjurkan karena kadar zat dan nutrisi yang ada didalamnya bisa berubah (mengalami penurunan). Selain kadar vitamin C yang berkurang, kadar lemak dalam ASI juga ikut berkurang, belum lagi kemampuan ASI untuk membunuh bakteri juga akan berkurang. Lagipula komposisi ASI yang keluar pada saat bayi baru lahir akan berbeda dibandingkan kebutuhan bayi yang sudah berusia beberapa bulan, jadi tidak terlalu perlu juga menyimpannya untuk jangka panjang.

MACAM-MACAM IMUNISASI

1.   Imunisasi BCG
    Vaksin bacille Calmette-GuĂ©ri atau yang dikenal dengan sebutan BCG, diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TB). Imunisasi ini diberikan sebanyak satu kali pada usia si kecil dua sampai tiga bulan. Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang  bisa menyebar melalui getah bening, aliran darah dan organ tubuh lainnya, terutama paru-paru. Bakteri penyebab TB mudah menyebar melalui udara, misalnya saat penderitanya batuk ataupun bersin.

2.   Imunisasi Hepatitis B
    Adalah imunisasi untuk pencegahan penyakit Hepatitis B yang bisa menyebabkan kanker bahkan kematian. Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali, yaitu saat si kecil lahir, saat usia satu dan enam bulan. Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati dan jika mengenai bayi ataupun anak-anak, penyakit ini akan semakin parah. Belum ada obat yang bisa memastikan penderitanya sembuh tapi untungnya vaksin ini bisa membantu mencegah.

3.   Imunisasi Polio
    Polio adalah penyakit parah yang disebabkan oleh virus yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan kesulitan bernafas. Vaksin polio terbagi dalam dua jenis, yaitu IPV (inactivated polio vaccine) yang mengandung virus polio yang sudah dimatikan, vaksin ini diberikan dalam bentuk suntikan dan OPV (oral polio vaccine), yang mengandung virus hidup yang sudah dilemahkan. Imunisasi ini diberikan dalam bentuk cairan maupun pil. Imunisasi dasar polio, disarankan diberikan sebanyak enam kali, dimulai sejak usia baru lahir, dua, empat dan enam bulan. Vaksin polio diulang saat usia anak tiga tahun dan enam tahun.

4.   Imunisasi DPT
    Imunisasi ini bisa memberikan tiga perlindungan sekaligus, yaitu untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Suntikan pertama diberikan saat si kecil berusia dua, empat dan enam bulan. Imunisasi DPT ulang, diberikan lagi satu tahun setelah waktu suntikan terakhir dan nanti saat si kecil sudah berusia duabelas bulan hingga duapuluh empat bulan dan usia lima tahun.

5.   Imunisasi Campak
    Gejala penyakit ini adalah sakit tenggorokan, peradangan pada mata dan ruam pada kulit. Jika mengenai anak-anak terutama dibawah lima tahun, bisa membawa efek yang fatal. Vaksin ini diberikan sebanyak dua kali, yaitu saat usia anak sembilan bulan dan enam tahun.

 6.  Imunisasi HIB
    Untuk mencegah anak terinfeksi haemophilus influenza tipe b yang bisa menyebabkan anak terkena meningitis (radang otak) atau pneumonia. Vaksin diberikan sebanyak empat kali, yaitu pada bulan ke dua, empat, enam dan diantara bulan ke limabelas hingga delapanbelas.

7.   Imunisasi PCV
    Atau pneomucoccal vaccine adalah vaksin untuk mencegah infeksi bakteri, misalnya pada telinga. Tidak jarang, bakteri ini bisa menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya seperti infeksi darah. Vaksin PCV juga diberikan sebanyak empat kali, yaitu pada bulan dua, empat, enam dan diantara bulan duabelas hingga limabelas.

8.   Imunisasi Rotavirus
    Rotavirus adalah penyebab bagi penyakit diare, penyakit ini bisa dikatakan cukup sering mengenai bayi dan anak-anak. Diare yang seringkali dianggap enteng ini, sebetulnya juga bisa membawa dampak fatal bagi bayi dan anak. Vaksin ini diberikan tiga kali, yaitu pada bulan dua, empat dan enam.

9.   Imunisasi Influenza
    Pastinya diberikan untuk mencegah flu dan komplikasinya. Memang, pemberian imunisasi ini tidak seratus persen menghindari anak terkena flu karena sekarang ini jenis flu semakin beragam, tapi vaksin ini bisa membantu mencegah penyakit menjadi parah. Sebaiknya vaksin ini diberikan setiap tahun sekali, dimulai saat usia si kecil enam bulan hingga delapanbelas tahun, berikan vaksin satu kali setiap tahunnya.

10.   Imunisasi Varisella
    Adalah imunisasi yang berguna untuk pencegahan penyakit cacar air. Berikan vaksin ini cukup sekali saja, mulai usia anak satu hingga delapanbelas tahun. Jangan anggap enteng penyakit cacar air ini, ya Moms. Cacar air bisa mengakibatkan komplikasi seperti shingles yang menyebabkan timbulnya bintik-bintik yang amat perih.

11.   Imunisasi MMR
    Imunisasi ini, termasuk kedalam jenis vaksin 3 in 1, yaitu untuk pencegah campak (measles), gondongan (mumps) dan campak Jerman (rubella). Vaksin MMR diberikan pada anak usia limabelas bulan dan lakukan pengulangan sekali lagi diantara usia si kecil lima sampai enam tahun.

12.   Imunisasi Tifoid
    Tifoid atau thypus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, bakteri ini seringkali ditemukan pada air dan lingkungan sekitar yang kotor. Masa inkubasi bakteri biasanya selama satu atau dua minggu hingga penderitanya merasakan gejala dan penyakit bisa terjadi selama empat hingga enam minggu. Diberikan pada anak usia dua hingga delapanbelas tahun. Pengulangan pemberian vaksin diberikan tiap tiga tahun sekali.

13.   Imunisasi Hepatitis A
    Hepatitis A adalah peradangan pada liver yang sering mengenai usia anak-anak. Imunisasi ini diberikan sebanyak dua kali dan boleh diberikan pada anak usia dua sampai delapan belas tahun. Jarak antara vaksin pertama dan kedua adalah enam bulan sampai satu tahun.

14.   Imunisasi HPV
    Atau human pavilloma virus adalah jenis vaksin untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit menular seks dan kanker, termasuk leher rahim. Imunisasi ini tidak hanya baik untuk anak perempuan loh Moms, tapi juga bagi anak laki-laki. Disarankan agar anak mendapatkan vaksin ini sebanyak tiga kali, yaitu pada usia sepuluh, duabelas dan delapanbelas tahun.

Imunisasi adalah hal yang -bisa dikatakan- wajar dan bahkan telah menjadi tradisi bagi setiap bayi baru lahir. Bayi-bayi mungil akan menjalani serangkaian imunisasi tiap beberapa bulan sekali di praktek dokter anak.
Para dokter anak menyadari bahwa imunisasi pada bayi merupakan dasar bagi seorang bayi untuk hidup sehat, tetapi beberapa orangtua memilih untuk menunda dan menghindari vaksinasi untuk bayi mereka karena beberapa alasan.
Kekhawatiran tersebut dinilai wajar. Para orang tua biasanya memutuskan untuk tidak membawa bayinya untuk imunisasi karena adanya informasi-informasi tidak lengkap yang mereka terima. Belakangan cukup ramai beredar suatu berita bahwa apabila bayi mereka diimunisasi, bayi mereka akan terjangkit beberapa penyakit seperti autis, perilaku anak yang tidak wajar, keterlambatan perkembangan bayi, dan lainnya.
Padahal beberapa studi membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara vaksinasi dengan kejadian diagnosa autisme. Isu mengatakan bahwa imunisasi MMR (Measles, Mumps, and Rubella) bisa memicu terjadinya autisme, padahal yang benar adalah diagnosa autisme biasanya memang terdeteksi pada saat usia (jadwal) imunisasi MMR. Pada tahun 2004, Institutes of Medicine menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau hubungan antara kejadian autisme dan kandungan vaksin (yang dicurigai mengandung thimerosal sebagai pengawet).
Justru jika seorang bayi atau anak tidak diimunisasi, dan di kemudian hari terpapar dengan penyakit tersebut -yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi- maka efeknya jauh lebih serius, bisa menimbulkan masalah kesehatan, kecacatan, hingga kematian.
Jadi, kesimpulannya, imunisasi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Tujuan imunisasi adalah memberikan kekebalan tubuh pada si bayi terhadap beberapa penyakit. Manfaat yang didapat lebih banyak dari efek sampingnya (dan efek samping juga bersifat sementara saja). Bukankah pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati?

Semoga bermanfaat

Sabtu, 06 April 2013

UNIVERSITAS KEHIDUPAN TUHAN


Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS. Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR. Jika setiap do’a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR. Seorang yang DEKAT dengan TUHAN, bukan berarti tidakada AIR MATA. Seorang yang TAAT pada TUHAN, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN. Seorang yang TEKUN berdo’a, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT. Biarlah TUHAN yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena TUHAN TAU yang tepat untuk memberikan yang TERBAIK 
Ketika kerjamu tidak dihargai,maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN. Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN. Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN. Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN. Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHATIAN

Tetap Semangat ….
Tetap Sabar ….

Tetap Tersenyum ...
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN TUHAN
dia menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”.

Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan,kesenangan, dan kenyamanan. MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA. Memang setiap diri kita terkadang ingin serba instan, menggapai sesuatu ingin dengan cepat, tanpa mau bekerja keras, Padahal setiap keberhasilan akan selalu ada hambatan, tantangan, kendal, bahkan air mata dan pengorbanan.

Ini semua harus disikapi dengan kerja keras, ketekunan, kesabaran,pantang menyerah dan ketangguhan untuk hasil yang lebih baik. Kalaupun memang kita sudah bekerja keras, tekun, tangguh,sabar, ikhtiar yang maksimal dan disertai do’a, namun di mata masih terlihat gagal,
tapi yakinlah di hadapan Allah tidak ada yang sia-sia.

IKTERUS (KUNING) PADA BAYI BARU LAHIR

Pernahkah anak mengalami masalah ini? Atau mungkin bayi dari ikhwah kita, yang kulitnya nampak kekuningan beberapa hari setelah lahir? Untuk lebih mengerti tentang seluk beluk penyakit kuning (ikterus) pada bayi mari kita ikuti uraian berikut ini.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN IKTERUS?
Ikterus adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal beerwarna putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada 25% – 50% pada bayi yang lahir cukup bulan. Tapi juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal) misalnya akibat berlawanannya Rhesus darah bayi dan ibunya, sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain.
APAKAH BILIRUBIN ITU?
Bilirubin adalah zat yang terbentuk sebagai akibat dari proses pemecahan Hemoglobin (zat merah darah) pada system RES dalam tubuh. Selanjutnya mengalami proses konjugasi di liver, dan akhirnya diekskresi (dikeluarkan) oleh liver ke empedu, kemudian ke usus.
Ikterus fisiologis timbul pada hari ke-2 dan ke-3, dan tidak disebabkan oleh kelainan apapun, kadar bilirubin darah tidak lebih dari kadar yang membahayakan, dan tidak mempunyai potensi menimbulkan kecacatan pada bayi. Sedangkan pada ikterus yang patologis, kadar bilirubin darahnya melebihi batas, dan disebut sebagai hiperbilirubinemia.
Penelitian di RSCM Jakarta menunjukkan bahwa dianggap hiperbilirubinemia bila:
1. Ikterus terjadi pada 24 jam pertama
2. Peningkatan konsentrasi bilirubin darah lebih dari 5 mg% atau lebih setiap 24 jam
3. Konsentrasi bilirubin darah 10 mg% pada neonatus (bayi baru lahir) kurang bulan, dan 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan
4. Ikterus yang disertai proses hemolisis (pemecahan darah yang berlebihan) pada inkompatibilitas darah (darah ibu berlawanan rhesus dengan bayinya), kekurangan enzim G-6-PD, dan sepsis)
5. Ikterus yang disertai dengan keadaan-keadaan sebagai berikut:
- Berat lahir kurang dari 2 kg
- Masa kehamilan kurang dari 36 minggu
-Asfiksia, hipoksia (kekurangan oksigen), sindrom gangguan pernafasan
- Infeksi
- Trauma lahir pada kepala
- Hipoglikemi (kadar gula terlalu rendah), hipercarbia (kelebihan carbondioksida)
Yang sangat berbahaya pada ikterus ini adalah keadaan yang disebut “Kernikterus”. Kernikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. Gejalanya antara lain: mata yang berputar, kesadaran menurun, tak mau minum atau menghisap, ketegangan otot, leher kaku, dan akhirnya kejang, Pada umur yang lebih lanjut, bila bayi ini bertahan hidup dapat terjadi spasme (kekakuan) otot, kejang, tuli, gangguan bicara dan keterbelakangan mental.
BAGAIMANA MELIHAT IKTERUS PADA BAYI KITA?
Pengamatan ikterus kadang-kadang agak sulit apalagi dengan cahaya buatan. Paling baik pengamatan dilakukan dengan cahaya matahari dengan cara menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi. Jika warna kulit tetap kuning, berarti kemungkinan bayi kita telah mengalami ikterus, dan kadar bilirubinnya tinggi. Ikterus pada bayi baru lahir baru terlihat kalau kadar bilirubin mencapai 5 mg%. Pengamatan di RSCM menunjukkan ikterus baru terlihat jelas saat kadar bilirubin mencapai 6 %.
APA SAJA PENYEBAB IKTERUS?
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
  1. Produksi yang berlebihan, misalnya pada pemecahan darah (hemolisis) yang berlebihan pada incompatibilitas (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya.
  2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver.
  3. Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat bilirubin.
  4. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena infeksi atau kerusakan sel liver).
BAGAIMANA PENATALAKSANAAN IKTERUS?
  1. Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
  2. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
  3. Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian albumin, fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.
Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir:
Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat bahwa bayi yang mendapatkan sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya.
Terapi sinar tidak hanya bermanfaat untuk bayi kurang bulan tetapi juga efektif terhadap hiperbilirubinemia oleh sebab lain. Pengobatan cara ini menunjukkan efek samping yang minimal, dan belum pernah dilaporkan efek jangka panjang yang berbahaya.
TATA CARA/PERAWATAN BAYI DENGAN TERAPI SINAR
Bila bayi kita terpaksa dirawat di RS untuk mendapatkan terapi sinar, sebagai ibu kita perlu benar-benar memahami dan mengerti tata cara terapi sinar ini agar hasilnya bisa optimal, dan yang lebih penting lagi mengantisipasi semua efek samping yang mungkin muncul.
Dalam perawatan bayi dengan terapi sinar, yang perlu diperhatikan:
  1. Diusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi.
  2. Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan cahaya agar tidak membahayakan retina mata dan sel reproduksi bayi.
  3. Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal.
  4. Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh bayi yang terkena cahaya dapat menyeluruh.
  5. Suhu bayi diukur secara berkala setiap 4-6 jam.
  6. Kadar bilirubin bayi diukur sekurang-kurangnya tiap 24 jam.
  7. Hemoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan hemolisis.
  8. Perhatikan kecukupan cairan tubuh bayi. Bila perlu konsumsi cairan bayi dinaikkan.
Bila dievaluasi ternyata tidak banyak perubahan pada kadar bilirubin, perlu diperhatikan kemungkinan lampu yang kkurang efektif, atau ada komplikasi pada bayi seperti dehidrasi, hipoksia (kekurangan oksigen), infeksi, gangguan metabolisme, dan lain-lain.
KOMPLIKASI APA SAJA YANG DITIMBULKAN OLEH TERAPI SINAR?
Setiap pengobatan selalu akan menimbulkan efek samping. Dlam penelitian yang dilakukan selama ini, tidak ditemukan pengaruh negatif terapi sinar terhadap tumbuh kembang bayi. Efek samping hanya bersifat sementara, dan dapat dicegah/diperbaiki dengan memperhatikan tata cara penggunaan terapi sinar.
Kelainan yang mungkin timbul karena terapi sinar antara lain:
  1. Peningkatan kehilangan cairan tubuh bayi. Karena itu pemberian cairan harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Bila bayi bisa minum ASI, sesering mungkin berikan ASI.
  2. Frekwensi buang air besar meningkat karena hiperperistaltik (gerakan usus yang meningkat).
  3. Timbul kelainan kulit yang bersifat sementara pada muka, badan, dan alat gerak.
  4. Kenaikan suhu tubuh.
  5. Kadang pada beberapa bayi ditemukan gangguan minum, rewel, yang hanya bersifat sementara.
Komplikasi biasanya bersifat ringan dan tidak sebanding dengan manfaat penggunaannya. Karena itu terapi sinar masih merupaka pilihan dalam mengatasi hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
BAGAIMANA MENCEGAH IKTERUS PADA BAYI KITA?
Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada janin, dan hipoksia(kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim. Pada masa persalinan, jika terjadi hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka pakaiannya.