Sabtu, 13 April 2013

MACAM-MACAM IMUNISASI

1.   Imunisasi BCG
    Vaksin bacille Calmette-Guéri atau yang dikenal dengan sebutan BCG, diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TB). Imunisasi ini diberikan sebanyak satu kali pada usia si kecil dua sampai tiga bulan. Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang  bisa menyebar melalui getah bening, aliran darah dan organ tubuh lainnya, terutama paru-paru. Bakteri penyebab TB mudah menyebar melalui udara, misalnya saat penderitanya batuk ataupun bersin.

2.   Imunisasi Hepatitis B
    Adalah imunisasi untuk pencegahan penyakit Hepatitis B yang bisa menyebabkan kanker bahkan kematian. Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali, yaitu saat si kecil lahir, saat usia satu dan enam bulan. Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati dan jika mengenai bayi ataupun anak-anak, penyakit ini akan semakin parah. Belum ada obat yang bisa memastikan penderitanya sembuh tapi untungnya vaksin ini bisa membantu mencegah.

3.   Imunisasi Polio
    Polio adalah penyakit parah yang disebabkan oleh virus yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan kesulitan bernafas. Vaksin polio terbagi dalam dua jenis, yaitu IPV (inactivated polio vaccine) yang mengandung virus polio yang sudah dimatikan, vaksin ini diberikan dalam bentuk suntikan dan OPV (oral polio vaccine), yang mengandung virus hidup yang sudah dilemahkan. Imunisasi ini diberikan dalam bentuk cairan maupun pil. Imunisasi dasar polio, disarankan diberikan sebanyak enam kali, dimulai sejak usia baru lahir, dua, empat dan enam bulan. Vaksin polio diulang saat usia anak tiga tahun dan enam tahun.

4.   Imunisasi DPT
    Imunisasi ini bisa memberikan tiga perlindungan sekaligus, yaitu untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Suntikan pertama diberikan saat si kecil berusia dua, empat dan enam bulan. Imunisasi DPT ulang, diberikan lagi satu tahun setelah waktu suntikan terakhir dan nanti saat si kecil sudah berusia duabelas bulan hingga duapuluh empat bulan dan usia lima tahun.

5.   Imunisasi Campak
    Gejala penyakit ini adalah sakit tenggorokan, peradangan pada mata dan ruam pada kulit. Jika mengenai anak-anak terutama dibawah lima tahun, bisa membawa efek yang fatal. Vaksin ini diberikan sebanyak dua kali, yaitu saat usia anak sembilan bulan dan enam tahun.

 6.  Imunisasi HIB
    Untuk mencegah anak terinfeksi haemophilus influenza tipe b yang bisa menyebabkan anak terkena meningitis (radang otak) atau pneumonia. Vaksin diberikan sebanyak empat kali, yaitu pada bulan ke dua, empat, enam dan diantara bulan ke limabelas hingga delapanbelas.

7.   Imunisasi PCV
    Atau pneomucoccal vaccine adalah vaksin untuk mencegah infeksi bakteri, misalnya pada telinga. Tidak jarang, bakteri ini bisa menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya seperti infeksi darah. Vaksin PCV juga diberikan sebanyak empat kali, yaitu pada bulan dua, empat, enam dan diantara bulan duabelas hingga limabelas.

8.   Imunisasi Rotavirus
    Rotavirus adalah penyebab bagi penyakit diare, penyakit ini bisa dikatakan cukup sering mengenai bayi dan anak-anak. Diare yang seringkali dianggap enteng ini, sebetulnya juga bisa membawa dampak fatal bagi bayi dan anak. Vaksin ini diberikan tiga kali, yaitu pada bulan dua, empat dan enam.

9.   Imunisasi Influenza
    Pastinya diberikan untuk mencegah flu dan komplikasinya. Memang, pemberian imunisasi ini tidak seratus persen menghindari anak terkena flu karena sekarang ini jenis flu semakin beragam, tapi vaksin ini bisa membantu mencegah penyakit menjadi parah. Sebaiknya vaksin ini diberikan setiap tahun sekali, dimulai saat usia si kecil enam bulan hingga delapanbelas tahun, berikan vaksin satu kali setiap tahunnya.

10.   Imunisasi Varisella
    Adalah imunisasi yang berguna untuk pencegahan penyakit cacar air. Berikan vaksin ini cukup sekali saja, mulai usia anak satu hingga delapanbelas tahun. Jangan anggap enteng penyakit cacar air ini, ya Moms. Cacar air bisa mengakibatkan komplikasi seperti shingles yang menyebabkan timbulnya bintik-bintik yang amat perih.

11.   Imunisasi MMR
    Imunisasi ini, termasuk kedalam jenis vaksin 3 in 1, yaitu untuk pencegah campak (measles), gondongan (mumps) dan campak Jerman (rubella). Vaksin MMR diberikan pada anak usia limabelas bulan dan lakukan pengulangan sekali lagi diantara usia si kecil lima sampai enam tahun.

12.   Imunisasi Tifoid
    Tifoid atau thypus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, bakteri ini seringkali ditemukan pada air dan lingkungan sekitar yang kotor. Masa inkubasi bakteri biasanya selama satu atau dua minggu hingga penderitanya merasakan gejala dan penyakit bisa terjadi selama empat hingga enam minggu. Diberikan pada anak usia dua hingga delapanbelas tahun. Pengulangan pemberian vaksin diberikan tiap tiga tahun sekali.

13.   Imunisasi Hepatitis A
    Hepatitis A adalah peradangan pada liver yang sering mengenai usia anak-anak. Imunisasi ini diberikan sebanyak dua kali dan boleh diberikan pada anak usia dua sampai delapan belas tahun. Jarak antara vaksin pertama dan kedua adalah enam bulan sampai satu tahun.

14.   Imunisasi HPV
    Atau human pavilloma virus adalah jenis vaksin untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit menular seks dan kanker, termasuk leher rahim. Imunisasi ini tidak hanya baik untuk anak perempuan loh Moms, tapi juga bagi anak laki-laki. Disarankan agar anak mendapatkan vaksin ini sebanyak tiga kali, yaitu pada usia sepuluh, duabelas dan delapanbelas tahun.

Imunisasi adalah hal yang -bisa dikatakan- wajar dan bahkan telah menjadi tradisi bagi setiap bayi baru lahir. Bayi-bayi mungil akan menjalani serangkaian imunisasi tiap beberapa bulan sekali di praktek dokter anak.
Para dokter anak menyadari bahwa imunisasi pada bayi merupakan dasar bagi seorang bayi untuk hidup sehat, tetapi beberapa orangtua memilih untuk menunda dan menghindari vaksinasi untuk bayi mereka karena beberapa alasan.
Kekhawatiran tersebut dinilai wajar. Para orang tua biasanya memutuskan untuk tidak membawa bayinya untuk imunisasi karena adanya informasi-informasi tidak lengkap yang mereka terima. Belakangan cukup ramai beredar suatu berita bahwa apabila bayi mereka diimunisasi, bayi mereka akan terjangkit beberapa penyakit seperti autis, perilaku anak yang tidak wajar, keterlambatan perkembangan bayi, dan lainnya.
Padahal beberapa studi membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara vaksinasi dengan kejadian diagnosa autisme. Isu mengatakan bahwa imunisasi MMR (Measles, Mumps, and Rubella) bisa memicu terjadinya autisme, padahal yang benar adalah diagnosa autisme biasanya memang terdeteksi pada saat usia (jadwal) imunisasi MMR. Pada tahun 2004, Institutes of Medicine menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau hubungan antara kejadian autisme dan kandungan vaksin (yang dicurigai mengandung thimerosal sebagai pengawet).
Justru jika seorang bayi atau anak tidak diimunisasi, dan di kemudian hari terpapar dengan penyakit tersebut -yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi- maka efeknya jauh lebih serius, bisa menimbulkan masalah kesehatan, kecacatan, hingga kematian.
Jadi, kesimpulannya, imunisasi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Tujuan imunisasi adalah memberikan kekebalan tubuh pada si bayi terhadap beberapa penyakit. Manfaat yang didapat lebih banyak dari efek sampingnya (dan efek samping juga bersifat sementara saja). Bukankah pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati?

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar